14 Juni 2012

Middle age syndrom

Middle age Syndrom #1

”Kenapa harus ada pernikahan?”

Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang beberapa tahun belakangan ini dibenakku.. Rasanya hanya aku sendiri yang masih melajang diantara sahabat-sahabat dekatku, ironis. mantanku malah kawin duluan.
Bukannya aku tidak menginginkan untuk menikah, keinginan itu ada kok saat usiaku di awal 22an.. alasannya sih saat itu sederhana saja, aku ingin ’total’ berbakti dan melegalkan hubungan ’pacaran’ walaupun aku terkadang dihinggapi rasa ragu.ha! 

Nah, di usia 26 ini disaat rekan-rekan kerjaku membicarakan persiapan pernikahan, usia kehamilan, anak pertama, anak kedua dan anak selanjutnya, aku memiliki peran si pendengar setia saja. Kenapa yah keinginan untuk menikah seperti teman-teman di kantor & di kampus belum saja hinggap di benak ini?
Ada yang bilang, ”Kamu terlalu pemilih!”,

hmm..betulkah?

atau

”Kena phobia pernikahan tuh”

Mungkin?

Terus terang saja, mindset-ku jelek soal pernikahan. Kenapa?
Aku banyak mendengar kisah kurang bagus perihal kehidupan rumah tangga orang lain dan aku melihat temanku terlihat lebih tua dari usianya setelah ia menikah. Stress? Entahlah..

Yep

Ternyata perilaku ini merupakan salah satu indikasi dari...

Middle age syndrom!

Istilah itu baru aku ketahui dari sebuah majalah yang ku baca di Sierra Cafe-Dago. Jadi kekhawatiran terkena penyakit ”abnormal” untuk usia sebayaku tidak perlu dipikirkan lagi.
Ada istilah ”Menikah adalah setengah dari agamamu”. Mungkin aku harus lebih mendekatkan diri padaNya agar keinginan menikah itu datang ya.

Bismillah...

Middle age Syndrom #2

Aku punya sepupu di sebuah kota besar. Kerjanya jalan-jajan, gadgetnya canggih, tampangnya cakep, udah hunting mau beli rumah pake duit sendiri, orangnya asik & masih jomblo (hahahaa yang terakhir emang gak penting,maap!)
Terakhir bertemu dia curhat pengen dicariin pasangan dan nanya-nanya,

”Sekarang kerja dimana, neng?”

”Gajinya di angka berapa?”

”Fasilitas yang kamu dapet apa aja?”

Krik.

Okei, sekarang aku terjangkit penyakit pengen punya pekerjaan yang kira-kira bisa menjamin masa tua ku tanpa harus ikat pinggang kenceng-kenceng seperti sekarang. (heii aku suka ’cuci mata’ aku suka kuleyeng-kuleyeng aku suka manjain ortuku aku suka manjain diriku). Gak bisa gitu yah?
Baca-baca Financial planning ampe khatam 5 kali juga aku gak ngertiiiii~

Itu dia namanya Middle age syndrom..

Pengen dapetin kerjaan yang super sempurna. Atasan yang asik, lingkungan kerja yang kondusif, jenjang karir yang mantap, perusahaannya bonafit (people awarness-nya tinggi), dan gaji yang bisa menutupi kebutuhan dan gaya hidup.

Iya sih, katanya karena jenis kelaminku perempuan, jadi gak usah mikir-mikir karir atau pendapatan. Ya, kalau bisa milih aku juga mau jadi istri orang soleh yang kaya raya dan tidak berpoligami dan kerjaku Cuma bikin anggaran dan gak perlu bikin pertanggungjawaban, heheheee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar