Kecintaanku terhadap laut sebetulnya diawali saat ku baca
artikel di majalah Intisari tahun 1990an (anak SD baca intisari?_?) yang biasa
dibawa babeh(alm) dari tempat kerjanya. Gambar mutiara, koral, ikan, pemandangan
bawah laut bunaken & sunset membuatku terpesona trus serta merta langsung
saja aku membayangkan pake baju safari, berpetualang mencari mutiara langka di
bawah laut ^^’ hahhaa
Bahagia rasanya pada suatu hari seorang kawan mengajakku
menjelajah ke Gunung Kidul, Yogyakarta. Bukan kota pendidikan itu yang membuatku bersemangat, tapi satu
lokasi yang membuatku terus-terusan merengek padanya ingin ke sana,,heuu bnul2 apalagi kalau bukan ke laut?
;p
Hunting-lah kami mencari tanggal dan hari libur kejepit yang
kira-kira bisa skalian ngambil cuti, jadi perjalanan kami gak sia-sia karena
waktu yang pendek.. (buat perjalanan, schedule liburan & istirahat sebelum
kembali bekerja)
Perjalanan dimulai malam hari menggunakan kereta bisnis Lodaya
jurusan Bandung-Yogyakarta. Kami memilih malam hari sepulang kerja,karena
niatnya biar sekalian istirahat di kereta. Apalah daya, niat beristirahat kami
sibuk rumpi sana-sini ditambah hadirnya gerombolan anak muda berpenamilan
pamong praja (tentara?siswa AU?AD?AL?
entahlah, yang pasti badannya kekar & kepalanya plontos) yang maksa naik
gak punya tiket.ckckk #hei kalaupun ga punya tiket, minimal tertib dong! Jangan
mengganggu penumpang lain yang beli tiket. Duit kan dirogoh buat nyari kenyamanan.. L
Hari Pertama
Nyampe di statsiun Yogya jam 5 subuh, cuci kaki, cuci muka,
sikat gigi di toilet stasiun langsung hunting nyari penginapan murah di
malioboro.. dapet deh kamar seharga 80 ribu/malam/kamar. Lumayan lah booking
dulu buat esoknya, soalnya tujuan hari pertama perjalanan kami adalah menuju Gunung
kidul.
Hal yang menarik setelah sampai di yogya, kami dihampiri
para tukang becak yang akan menawarkan jasa becak Rp. 5000 kemanapun di
malioboro!
Ups, hati-hati teman.. walaupun Yogyakarta terkenal kota yang ramah tapi kita
harus tetap waspada! Penawaran jasa becak murah meriah itu hanya modus operandi
para tukang becak yang sudah berkongkalingkong dengan beberapa pemilik toko di
maliboro dengan tujuan untuk menggiring para wisatawan domestic/luar untuk
berbelanjja di toko tertentu. Kalau ternyata wisatawan yang jadi korban tidak
berbelanja di toko tsb dan berpindah ke toko yang lain maka si mang tukang
becak akan meminta sejumlah uang pengganti ‘ongkos’ diluar kesepakatan awal.ck
*Kembali ke perjalanan kami*
Setelah booking penginapan, bergegaslah kami berjalan kaki
menyusur malioboro sekalian nyari sarapan (menunya nasi kucthingg yang ga bikin
kenyang) menuju terminal Giwangan dari sana
carilah trayek bus ¾ jurusan Wonosari (tebak ongkosnya berapa? cuman 6000
perak, bos!!) setelah dari situ, lanjutkan perjalanan pakai bis
¾ lagi dan 60 menit kemudian kami sampai di pantai Baron..
Kesan pertama
sih, ni pantai simpel banget (mirip2 pangandaran versi mini) tapi kekecewaan
itu terobati setelah mendaki sedikit bukit dengan uang masuk 2000 rupiah. Wow..
ombak & samudera yang terlihat seperti zamrud hijau tak berujung itu bikin
hati ini ademmmmm v_v
Yang special dari
pantai ini adalah masakan SEAFOODnya!! Yumiiii~ great taste!! Murah pula.nyam3
Untuk
beristirahat di hari pertama, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Kukup
pakai jasa ojek (ongkos 7500 untuk jarak yang se-iprit, jadi saranku sih
mending sewa motor ajah biar semua pantai bisa keubek dengan very low budget).
Penginapan di pantai Kukup sangat, sangat hemat. 1 kamar dengan fasilitas view
laut, kamar mandi, kipas angin, bed ukuran king, welcome drink,handuk, sabun,
shampoo cuma merogoh kocek 60ribu/hari/kamar ;) (nb. Namanya penginapan Pak
Hadi)
Nyari makan juga
gak susah,, jalan kaki 5 menit juga uda sampai d tempat makan/pujasera.
Biayanya dari 5000 – 25.000 sekali makan (uda termasuk es teh manis).
Sehabis sejenak
tidur siang melepas lelah, sorenya kami jalan keliling pantai Kukup.. Yeah,
ngapain lagi selain mengabadikan setiap momentnya alias banci fotoooooo~
hahahha
Hari Kedua
Setelah melewati
malam berangin (sensasi tidur di pinggir pantai adalah serasa ada hujan badai
di luar, kontras dengan suhu di dalam kamar yang panas), esok pagiya jalan lagi
ke pantai dengan maksud pengen liat sunrise (karena cuaca mendung, cuman awan
gelap yang terlihat). Tapi perjalanan kami gak sia-sia karena setelah air
pasang surut, kami menemukan banyak sekali kerang, ikan, udang, rumput laut
berserakan di pantai.huhuyy
Jam 8 kami berkemas
untuk kembali ke malioboro tapi..... kami terjebak hujan besar! Yahh..apalah
daya kami menanti di penginapan lagi. Beruntungnya kami memiliki pemilik
penginapan yang baik hati.. dibantunya kami dengan meminta sang supir bus untuk
langsung menjemput kami di penginapan (thx God, ga usah nyari tukang ojek lagi
+ berbasah kuyup karena hujan gede). Jasa ini cuman nambah ongkos rp.5000/orang
doang untuk tambahan fasilitas penjemputan! ”I Love Yogakarta!”
Siangnya setelah
tiba lagi di statsiun Yogyakarta (hei, aku dapet insiden ketinggalan payung yang
baru ku beli di bus T_T hiks) dan maksi
gudeg, kami menuju penginapan yang sudah dibook sehari sebelumnya untuk
menyimpan perlengkapan perang sebelum melanjutkan perjalanan hari ini.. cumeh
dong kalau liburan cuma menghabiskan waktu di penginapan? Hehehehee
Next trip adalah
Candi Prambanan! Hohoo.. dengan menggunakan fasilitas trans Yogya (ongkos cuman
3500 ajah + jasa becak 20000 PP statsiun-candi, pulangnya dijemput oleh
carteran becak yang sama #mas tukang becaknya punya inisiatif tinggi ^^).
Ngapain di Prambanan?
Ya narsis2an lagi, wkwkkw.. sayang banget sih karena waktu itu adalah masa
liburan panjang, jadi otomatis banyak pelajar yang studi banding + liburan yang
memadati candi..sepanjang menikmati ukiran di batu, seringkali mengelus dada
karena berisiknya dger bocah2 yg ribut lagi foto2 juga (buat foto di tangga
pintu masuk candi aja mesti antri,cabe deh)
Balik dari Prambanan
sore2 langsung ke penginapan buat berbenah (mandi.red biar fresh gak kucel).
Rehat bentar, malemnya jalan deh ke kraton skalian cari makan (belum masuk
kraton-nya yah, da udah tutup jam segitu mah). Jgerrr! Breet! Ujan lagi dong
T_T uhuhuuuu~ terpaksalah kami berteduh sambil jajan angkringan di pelataran
sebuah toko.. sambil update status di fesbuk, niatan kami menikmati malam
jadinya malam penuh rumpi ngomongin orang yang hilir mudik nyari tempat
berteduh.hihiii
Makan angkringan
ternyata gak bikin kenyang, sodara2!! Terpaksalah kami carter sebuah becak
(saat itu aku sangat merindukan payung unyu-ku) untuk mengantarkan kami ke
jalan malioboro lagi dengan ongkos jalan rp. 10.000 (bukan Rp.5000,- seperti
yang ditawarkan si tukang becak itu kaaannn). Pilih sana pilih sini, sebagai anak muda kami
memutuskan makan lesehan aja di sepanjang jalan malioboro ituh.. aku pilih
ronde jahe sebagai penghangat krn hujan masih turun, sedangkan temenku pesan
sepaket nasi timbel. Presentasi makanannya sih biasa banget (versi nasi timbel
Sunda), rasanya juga gak terlalu lezat, dan harganya dong,, bikin jantungan!
Nasi timbel kualitas karet harganya 30ribuan! Beeeehh.. gak momo lagi deh..kami
kuciwa permirsa!
Okei, penutup di
hari ke-2 bikin manyun, kami bertekad perjalanan esok harinya akan kembali
menyenangkan =)
Hari Ketiga
Bangun tidur,
mandi, beli jajanan sama si mbok2 di penginapan (dalam penginapan suka ada
tukang jualan yang hilir mudik nawarin sarapan) tapi aku sih lebih memilih
makan gudeg dari si mbok yang sempet kita lewatin di H1,masakannya itu masi
ngepul n harum menggunggah selera..nyum3
Schedule di hari ini adalah nyari oleh-oleh sebelum malemnya pulang ke
Bandung..nyahahahaa
Eits tapi sebelum
itu, jalan pagi sepanjang malioboro lagi, nongkrong di taman depan kantor pos/bank
indonesia sambil nunggu keraton Yogya dibuka untuk umum.. (selama 25 tahun
belum pernah tau daleman keraton itu ada apa ajah,pret!). cuci mata ke
bringharjo (tapi batiknya gak sempet kebeli), beli aksesoris2 & belanja
titipan kawan2 d sepanjang pasar malioboro buat japrem (pasti nagih sih,
hehehe)
Bla, bla, bla...
Berhasil masuk
keraton dengan tiket rp. 10.000/orang. Di dalem kraton, aku lebih tertarik sama
para abdinya saja karena untuk beberapa benda kramat disana, menurutku biasa
banget (ini hanya komentar dari orang yang buta nilai sejarah,hehehe).
Aku kagum sama
orang yang mengabdikan hidupnya untuk melayani orang lain, nilai2nya itu
loh..kok bisa yah mereka bertahan? Mending kalau orang yg diabdi itu nilai
hidupnya baik & sesuai dengan nilai kita, nah kalau kebalikannya?
Hmmm..luar biasa
Next...
Keluar dari keraton,
nyari oleh2 gudek candil (gudek yang disajikan dalam sebuah gerabah dari tanah
liat).. ni gudek berat & mahal di candilnya tapi wrappingnya emang lucu
sih, worthed sama budget yang dikeluarin kok (1 gudek candil komplit dengan
kereceknya tanpa ayam seharga 150ribuan).
Capek sih jalan
kaki, tapi hasrat belanjaku masih belum terpenuhi. Tau Kota Gede kan?
Nahhh..terkenal sama kerajinan peraknya kan? Sebagai penggemar aksesoris aku
mauuuu~ >,<
Dengan kaki agak
lecet, berangkatlah kami ke Kota Gede pakai Trans Yogya lagi, hehehee dengan
harapan nemu oseng mercon (sampai saat ini target belum terpenuhi!!)
Setelah nemu
bandul bulan sabit yang lucu (walaupun aku ngecengin gelang dolphin, tapi males
balik ke toko awal), kami nge-eskrim dulu dah..capek bo! Lagipula keburu malem
& ini adalah saatnya kami balik ke Bandung lagi.uuuuu~h
Dengan bawa2
barang bawaan yang aduhai banyak itu, kami masih harus berburu bakpia sebelum
ke statsiun!! Kan gak afdol kalau ke
yogya tapi ga makan bakpia.. berangkatlah kami pakai becak (10.000ribu
ongkosnya buat b2) ke bakpia No.25.. cuaca masih gerimis sambil makan tester
bakpia yang masih ngepul2 ituh? Wow! Sensasional!
Yep,,we hve to go home. Di statsiun kereta ketemu
ibu&anak yang lagi liburan juga..ehh dari bandung pula, daerah cihanjuang katanya ^^
#deket ama sarijadi atuh, bu..
Total budget buat
liburan singkat padat schedule &
bawa oleh-oleh itu, cuman, cuman nih! Spare aja 700 ribu ampe 1juta!
Owh, I Love Yogya & wanna back there,next time.hihiii
;D