30 September 2013

Palu Kota

Aku rindu terbang. 
Haus sensasi saat meninggalkan tanah pun saat memijaknya.
Saat kesempatan datang, mau ikut ke sulteng? Langsung aja jawab, “yes, I do”. Seberat apapun rintangan meminta ijin keluarga, dengan agak memelas dan sedikit memaksa, akhirnya izin itu di dapat. (the issue is there will be 15 more places after this!!)

Palu, kota yang tak ku bayangkan akan terjajaki, hanya mendengar cerita dari kawan-kawan baru dari sana, sering terucap kata “kaledo”, jenis makanan yang bisa dibayangkan tapi tak pernah tercicipi rasanya dilidah. Gurihnya si lemak, asam & pedasnya si kuah! Seperti apaaa….?
Tiket gratis, uang saku yang seadanya, teman seperjalanan yang tak bisa ku pilih & sedikit tanggungjawab pekerjaan, oke..lets go!!

H1

Perjalanan Pertama bersama orang-orang yang sudah dipilih secara random, dimulai dengan mengotak-atik mesin kopi otomatis di terminal 3A. ya, ya, kami adalah segerombolan orang ndeso yang (mungkin) gak nemu mesin minuman apalagi mesin pembuat kopi otomatis di mall2. :p 
di pesawat pun, dengan santainya aku dicekokin untuk mengambil peralatan makan (bahkan majalah bulanannya juga!) katanya sih untuk kenang-kenangan, tapi kok rasanya ... -_-'

Transit 60 menit di makasar (padahal kata travel agentnya direct) menghasilkan kesimpulan bahwa ternyata bandara-bandara transit memang megah ya,,

Waktu menunjukan pukul 15.55, Hi, Palu!
Cuaca cerah menyambut kami yang baru saja landing di kota teluk yang terkenal akan kerajinan kayu hitamnya. Setelah mengambil bagasi, kami dijemput rekan dari Bappeda yang kemarin hanya kontak2 via email, telepon & sms saja (makasih pak fahri sudah meluangkan minggu sorenya untuk kami). Meluncurlah ke satu penginapan tanpa bintang dan kami dilemparkan ke kamar kelas VVIP versi penginapan itu (harganya Rp 230K/malam tanpa breakfast-kecuali request segenggam roti & teh/kopi).
nah, Bagaimana nasib makan malam kami selanjutnya?
Dengan pengalaman salah satu teman, kami menuju tempat makan ikan/ayam bakar. Rogohlah dompet 20K dan nikmati menu appertizer sup bihun, nasi, bandeng bakar, aneka sambal & es the manis. Kesan pahit manis hotel tersebut, nampaknya ga perlu lah dicurhatin ;)
tempat nongkrong sepanjang teluk kota palu

ngaso-ngaso pinggir pantai mulai dari sore ampe malem hari

pisang tanduk siap digoreng
tim random
H2

----skip my job until 5pm----

Untuk makan malam, aku merengek ingin kaledo. Lah, untuk apa aku mengiyakan ikut bergabung kalau bukan untuk makanan yang satu itu? Meluncurlah kami melewati jembatan gantung sebagai icon-nya kota palu, pun melewati masjid BabusSalaam yang kalau malam berasa ada di Turki karena lampu kubahnya berwarna warni.

Tadaaa~ I got it! Kaledo! sop tulang kaki sapi segede-gede gaban yang rasanya memang bikin surprise :9 tapi enyak, enyak
alhamdulillah, puas deh H1 nya. huahahha
kaledo, si kuah yang asam pedas gurih
Selesai makan kaledo, perburuan kuliner masih berlanjut. namun kali ini kami mampir di cafe pinggir pantai yang konon katanya jadi tempat nongkrong paling favorite kalau malam hari. menu yang ditawarkan ya kopi, teh ama kudapan khas Palu semisal pisang tanduk goreng dicocol sambal tomat (can you imagine this?) yaah, rasanya sih mirip-mirip singkong yang digoreng karena pisang yang dipakenya yang masih bener2 mentah & keras. not too bad.

H3

----skip my job until 5pm----

Tidak terlalu antusias bergabung makan malam, tapi daripada di kamar sendirian, gapapa lah akhirnya ikut join makan uta dada di area gunung yang ternyata lebih bagus daripada punclut, wkwkwk
gak berhenti sampai disitu, lanjut jalan lagi deh ke "cafe istana" yang konsepnya mirip2 punclut juga tapi ada cottage buat disewakan. Mayan kalau mau suasana romantis buat ogoh-ogohan.hehehee
uta dada, seperti opor yang kaya rempah tapi pedas
Tempat tongkrongan malam. Cafe Istana-Palu
H4

----skip my job until 5pm----

Malam ke-4 sebenernya udah agak bosan nyari tempat nongkrong, soalnya kita penginnya makan & tidur aja. tapi malam ini menu makanan yang aku temukan adalah kudapan yang namanya brongko jadi semacam bugis nan manis lah, nah untuk makan malemnya standar warung seafood gitu, gak terlalu spesial buat yang sering nemu makanan laut di kota asalnya.

H5

----skip my job until 5pm----

Makan malam buat closing hari terakhir jatuh ke tempat yang namanya "panorama'. cafe yang tempatnya harus ditempuh melewati jalanan gelap nan spooky T_T. tapi konsep tempatnya bagus, ada spot buat karokean sambil nunggu makanan dateng. sayangnya lagu2 yang bisa dimainkan adalah lagu2 jamannya nikke ardila. hiks! ya iyalah pilihan lagunya pake CD player gitu kok. kalau gak itu ya, dangdut koplo & campur sari. Enjoy!

H6


Pantai tanjung Karang-Palu


Oyeah, hari terakhir!
gak ada pekerjaan, gak ada kegiatan training, saatnya bermain ria sebelum kembali pulang ke pulau jawa.
tujuan kali ini adalah pantai tanjung karang di kabupaten dolangga. Jalannya aduhai, asyik sekali. mulus & menyuguhkan pemandangan yang manjain mata banget! sepanjang jalan sebelah kiri disuguhkan pegunungan & sebelah kanannya pemandangan teluk kota Palu. adudududh :')
pantai tanjung karangnya juga lumayan bersih, ada pasir putih & spot snorkling di titik2 tertentu. untuk memutar pulang pergi ke ujung batas pantai, sewa aja perahu disana yang tengahnya bolong biar kita bisa nonton terumbu karang tanpa harus nyebur. Harga sewanya ada kali 90ribuan untuk 10 orang.
Yang bikin asoi lagi, kita bisa buka perbekalan makan siang sambil makan diatas perahu yang lagi jalan, ah, surga dunia banget lah! (makasih buat temen2 bappeda palu yang udah menservice kita sedemikian rupanya)

waktu sudah dzuhur, saatnya bergegas ke bandara Mutiara lagi..

yeah, Bye for a while, Palu :) 
I'll be missing you 
nasi jagung, sayur kelor dan sambal duo :9

*konon katanya kalau makan sayur kelor sama nasi jagung & sambal duo (kayak teri medan tapi belang2), bakalan kepelet sama kota Palu & ga mau pulang ninggalin kota teluk itu. ahahha.mitos. Tapi buatku, Kota Palu memang  layak dicintai*