Seorang temanku menulis status, “Orang yang loyal pada
atasannya, akan mendapatkan kepercayaan.”
Menarik memang kalau kita amati hubungan antara
atasan-bawahan.
Atasanku juga pernah
bilang, “bawahan itu yang memilih atasan atau sebaliknya atasan yang memilih
bawahan”. Yeah. Konteksnya pasti berbeda. Pada saat bawahan yang memilih
atasan, itu biasanya setelah sang bawahan itu bekerja untuk atasannya selama
kurun 1-4 tahun dan proses atasan yang memilih bawahan biasanya pada saat
interview “user”. Keduanya memiliki
proses dan jangka waktu yang berbeda. Tapi keduanya tidak bisa lepas dari peran
sang “rasa” yang dimiliki si atasan ataupun si bawahannya. Keduanya mau gak mau
pasti pakai “feeling”, pakai “hati”. Yah.. “rasa”nya itu lohh..
Banyak kok yang atasanya dekat dengan bawahannya bahkan
banyak juga yang atasannya merasa “gerah” punya anak buah tertentu atau
bawahannya yang beranggapan bahwa bukan atasan namanya kalau gak sewenang-wenang.
Hahahaa. Efeknya pasti salah satu pihak selalu membicarakan hal-hal jelek
dibelakang punggung si subjek.
Gak asik deh kalau situasi kerja udah kayak gitu. Imbasnya pasti
salah satu akan mengundurkan diri (yang pasti sih ga mungkin atasan yang resign
kalau cuma gara-gara ulah si bawahan) :p
Saling percaya emang bisa dibangun dengan banyak factor yang
mendukungnya. Kalau emang secara professional, kenapa enggak untuk memberikan
kepercayaan lebih kepada si bawahannya atau si bawahan percaya dengan menyandarkan
karirnya pada si atasan.
Tapi kalau konteksnya udah pake “kedekatan secara personal”,
mending fikir-fikir lagi deh biar gak ada istilah “nutur-nutur bujur batur” dan
beredar isu-isu “pilih kasih” diantara rekan kerja yang lain .
Imbasnya, bisa-bisa banyak bawahan yang berpotensi,
dibajak perusahaan lain, tuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar