14 Desember 2012

Tamparan kecil untuk segera bersyukur

Sepulang kantor hari ini aku merasa kehilangan etos kerja. Kehilangan alasan kenapa aku keluar rumah dari senin sampai jumat, jam 9 pagi kemudian pulang tanpa sempat menikmati matahari sore..

Sambil melepas penat sekaligus menemani ibuku makan malam, beliau berbagi cerita kalau tadi pagi ada kabar mengejutkan dari Rukun Warga sebelah.

Seorang ibu tega mencekik kedua anaknya hingga tewas (keduanya seumur ponakanku yang manis-manis, 3 & 6 tahun) kemudian setelah melakukan perbuatan keji itu dia bunuh diri..
kabar yg sering ku dengar dari berita d televisi kini terjadi d wilayah aku tinggal.
Innalilahi. Naudzubillah..
Miris rasanya. Teremas hati ini.

Katanya, faktor ekonomi yang menjadi alasan dia melakukan perbuatan itu.
Sang suami yang hanya berjualan keripik singkong dan dititipkan ke warung-warung dirasa tak mencukupi menutupi beban hidup yang kian berat.
Belum lagi mungkin faktor lingkungan, tetangga-tetangganya yang senang & bangga berpamer materi. saling memanasi..
Ingin seperti si Ibu A yang bisa masak ayam & ikan 3x sehari. ingin seperti si Ibu B yang ikut arisan barang. Si ibu C yang dbelikan baju baru saat sang suami baru gajian.. Sedangkan laba dari berjualan singkong? buat bayar kontrakan saja harus menunggak. Beli beras dan jajan anak-anak juga gak tau uangnya dari mana..

Rasanya tak berdaya..

Ahh,, ku kira iri mengiri itu hanya bisa d alami saat masa-masa sekolah.
Ternyata badainya lebih besar pada saat kita beranjak dewasa..

Sebagai seorang wanita, aku merasa, mungkin si ibu itu tidak ingin anak-anaknya kesulitan seperti yang dia alami. lalu kematian jadi jalan instan yang dia pilih.

Tertohok!

Kalau aku berada d posisi si ibu itu, bagaimana? putus asa juga kah?

ah.

Tuhan, lindungilah aku dari perbuatan keji dan kufur atas nikmat yang telah Kau beri..

Rasa iri pada teman yang lebih sukses, jadikanlah itu sebagai pemicu agar aku menjadi hamba yang selalu bersyukur, berdaya dan lebih dekat padaMu.. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar